Kamis, 09 Desember 2010

Indonesia vs Pilipina, Pertarungan Pelatih Gaek vs Termuda

Indonesia vs Pilipina, Pertarungan Pelatih Gaek vs Termuda

Harapan masyarakat bola Indonesia benar-benar tertumpah kepada pelatih Alfred Riedl. Setelah melumat Laos 6-0, mengganyang Malaysia 5-1 dan menaklukkan Thailand 2-1. Tim Garuda merah putih, menjadi mimpi yang diharap mewujud.

Namun harapan publik bisa menjadi hanya sekadar mimpi di siang bolong. Jika Charles "Loco" Gonzales cs bermain seperti saat menghadapi Thailand, karena beberapa titik lemah pasukan Riedl ini mulai nampak. Seperti lini pertahanan sebelah kiri, dan pemain tengah yang kurang bermain lepas sehingga suplay bola ke jantung pertahanan lawan, tidak terlihat seperti saat bermain dengan Malaysia dan Laos.

Meski menang dengan Thailand, diakui berbagai pihak. Kemenangan itu bukan hasil dari serangan dan strategi yang dipoles. Serangan ke jantung pertahanan Thailand bisa dihitung, malah banyak serangan Thailand yang membuat jantung khalayak Indonesia yang berdegup semakin kencang. Bahkan pemain Thailand hampir dua kali menjebol gawang Markus Horizon, namun bisa diselamatkan Maman Abdurahman.

Kalau melihat kekuatan Pilipina, yang akan menjadi lawan di semifinal. Mungkin Indonesia bisa melewati ujian dan berhasil memenangi pertandingan. Dengan catatan, permainan lini tengah yang dikomandoi Firman Utina cs, bisa padu seperti saat melawan Laos dan Malaysia. Apalagi Indonesia diuntungkan dengan menjadi tuan rumah, dalam pertandingan home - away. Ketika Pilipina menunjuk Stadion Gelora Bung Karno menjadi lapangan home anak asuh Simon McMenemy, setelah Pilipina tidak memiliki stadion yang memadai.

Pilipina dengan delapan pemain naturalisasi asal Inggris, bisa merepotkan barisan tim merah putih. Striker Phil Younghusband, mantan binaan Chelsea, harus diantisipasi oleh pertahanan tim Merah putih yang digalang Maman Abudrahman cs. Pemain yang berhasil membobol gawang Vietnam untuk membawa Pilipina unggul 2-0 pada menit ke-79.

Namun dalam AFF 2010, pemain depan Indonesia lebih subur karena hampir semua pemain depan teah menciptakan gol, mencapai 13 gol. Sementara Pilipina hanya mampu 3 kali menjebol lawan-lawannya. Sedang penjaga gawang, Markus Horison lebih diunggulkan dibanding Neil Etheridge, kiper Fulham.

Pertandingan Pilipina lawan Indonesia, selain menyiratkan gengsi dan pertaruhan harga diri bangsa. Juga mempertaruhkan taktik dan kejelian pelatih, antara pelatih gaek Alfred Riedl (61) dengan pelatih termuda di ajang Piala AFF 2010 ini. Simon McMenemy (32), dengan kejeliannya telah membawa Pilipina menuju ke putaran final Piala AFF tahun ini, dengan mengalahkan Vietnam 2-0, menahan imbang Myanmar 0-0, dan saat bertanding dengan Singapura mampu menahan imbang 1-1.

Jika Irfan Bachdim cs konsisten dengan permainan saat melawan Malaysia dan Laos, serta dengan tetap bermental baja, diharapkan dapat melewati batu sandungan Pilipina. Apalagi dua pertandingan ini berlangsung di stadion gelora Bung Karno, yang telah menghapus jejak kemenangan Thailand. Apakah Pilipina bisa bernasib seperti tiga Negara yang ditaklukan tim garuda merah putih.

Kita tinggal menunggu dan berdoa. Bravo Merah Putih, Garuda disematkan di dadamu.